Tak peduli sekuat apa pun kita berusaha, ketika maut sudah menjemput. Sedetik pun, tak akan ada yang bisa menundanya. Hanya penyesalan, yang selalu hinggap dihati setiap manusia yang beramal buruk saat telah dipanggil Yang Maha Kuasa. Dan hanya kegembiraan, bagi mereka yang senantiasa mengerjakan -amal-amal shalih
Hidup yang kita jalani saat ini layaknya sebuah film yang sering kita tonton. Semuanya akan memiliki akhir. Ada banyak sekali film yang diakhiri dengan cerita bahagia. Namun tidak sedikit pula film yang berkahir dengan si aktor yang menderita. Ya, begitulah hakikatnya kehidupan kita ini gengs.
Tidak ada yang abadi di dunia ini. Jadi, apa yang telah kita lakukan untuk menghadapi hari perhitungan nanti. Sudahkah kita melakukan hal-hal baik yang mendatangkan pahala ? Ataukah kita malah melakukan hal yang sia-sia. Tak ada sedikit pun guna untuk diri kita kelak.
Kita sering kali mendengar perkataan "Setiap yang hidup, pasti akan mati", tapi kebanyakan dari kita tidak memahami dengan betul makna yang ada di dalamnya. Ada juga yang mengerti dan memahaminya, tapi dengan sengaja mengabaikannya. Dengan harapan bisa sempat melakukan taubat ketika ajal telah datang untuk mencabut nyawanya.
Apakah kita harus seperti ini terus, hingga malaikat maut datang menjemput ?
Banyak diantara teman kita yang sudah pergi lebih dahulu menghadap Tuhannya. Namun tidak ada sedikit pun pelajaran yang kita ambil dari kepergian itu. Pernahkah kita merenungkan sejenak, bagaimana balasan yang akan teman kita dapatkan ? Karena kita temannya, sedikit banyak kita faham dan tahu apa yang telah dilakukannya ketika ia masih hidup. Namun bukan itu inti dari permasalahnnya.
Saat teman terdekat sudah dipanggil oleh yang Maha Kuasa, yang kita lakukan hanya melayatnya dan memberikan salam perpisahan ketika jenazah hendak ditanam. Tidakkah kita berfikir bagaimana jika kita yang berada di posisi itu. Saat tubuh yang segar bugar seperti sekarang, nanti hanya akan terbujur kaku tak berdaya menerima kenyataan.
Tak peduli sekuat apa pun kita berusaha, ketika maut sudah menjemput. Sedetik pun, tak akan ada yang bisa menundanya. Hanya penyesalan, yang selalu hinggap dihati setiap manusia yang beramal buruk saat telah dipanggil Yang Maha Kuasa. Dan hanya kegembiraan, bagi mereka yang senantiasa mengerjakan -amal-amal shalih.
Bukankah saat ini, kita masih bisa membaca artikel dengan mudahnya. Tanpa ada sedikit pun kesulitan yang menghalangi mata.
Bukankah saat ini kita bisa mendengarkan berbagai macam jenis suara yang ada di sekitar kita. Tidakkah terfikirkan betapa nikmatnya bisa mendengarkan semua itu ?
Bukankah kulit ini masih bisa merasakan panas / dinginnya keadaan sekitar ? Bayangkan jika kulit yang menyelimuti organ dalam tubuh kita menjadi mati rasa, tentu akan menjadi risih bila mengalaminya
Bukankah kita masih bisa bernafas dengan lancar ? Coba perhatikan orang yang sedang terbaring lemah di ruang ICU, bernafas pun harus dibantu dengan oksigen. Hitunglah berapa uang yang harus dibayarkan agar ia bisa bernafas seperti orang normal. Bukankah sangat mahal jika oksigen yang kita hirup selama ini harus dibayar dengan uang. Betapa Maha Pemurahnya Allah.
Bukankah, bukankah, bukankah. Ada begitu banyak bukankah yang bisa kita tanyakan ke diri kita tentang besarnya nikmat Allah yang sedang kita rasakan. Tapi, hanya sedikit sekali yang mensyukuri hal itu.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala, tidak meminta bayaran yang mahal untuk semua nikmat yang telah Ia berikan untuk setiap hambanya. Ia, Yang Maha Pemurah, hanya meminta kita untuk tetap taat dan patuh kepada-Nya, menjalankan setiap yang diperintahkan dan menjauhi setiap yang dilarang.
Apa yang sudah kita lakukan ? Apa saja yang sudah kita persiapkan untuk bertemu dengan-Nya ?
Cukuplah yang telah pergi lebih dahulu menghadap Tuhan kita Allah Azza Wa Jalla, sebagai motivasi bagi kita untuk terus menerus, tanpa mengenal lelah melakukan segala jenis amal-amal baik. Jangan sampai kita termasuk ke dalam golongan ahli neraka dan kekal berada di dalamnya. Na'udzubillahi mindzalik.
Post A Comment: